mangantri surga
di jalan dunia
perebutan ridh0
sekian jalan terbentang
#
walau terbentAng jalan nya
#
banyak sengaja mengabaikan utk kini saja
#
tak terasa kah, tiap detik mengantar pada
asli sebenarnya , qt terciptA?
#
mulai, mempErhatikan amal tiap detik
jangan tuNggu sampai datang titik
#
titik akhir kesempatan , menggerus bekal,
dari kumpulan detik yang menggunung
Senin, 12 Desember 2011
detik setitik...ala 0j0 laah(* terinspirasi dari,,,becik ketitik ala ketara/ gara2 setitik nila rusak susu sebelanga
Senin, 05 Desember 2011
Minggu, 04 Desember 2011
anisau sholihah( in dream)
Mengembara di dalam kata shalihah
Nampak berat memang, menyandang nama
Sekaligus makna yang bukan biasa
Shalihah, mengeja nya saja aku merinding
Bagaimana aku bisa terus kuat memikul harapan ini
#
Bertumpu di kedua kaki ku, mengiba pada Dia segala tahu . Mendamba diam ucapkan sebersit doa. Tuhan tolong jaga harapan ini..supaya tak lagi kikis oleh derapan waktu.
#
Sayu, lelah dan kedua kantung mata nya membesar di depan tumpukan naskah yang baru saja ia selesai terjemahkan. Secangkir besar kopi pekat mengering menandakan itu telah lama dihisap oleh cewek pecandu kopi ini. Wajah nya kuyu; kurang istirahat. Melihat jam menunjukkan pukul 2 pagi dan ia pun menguap hebat membentuk bulatan bulatan penghisap oksigen. Bulatan itu terus membuka dan menutup ditemani suara kertas yang di buka tutup. Kamus Longman juga Hornby tergeletak pasrah memuram di sudut kaki nya.
“Nisa, masih belom tidur Nak?”
Ada panggilan sayup dari balik kamar nya, namun cewek ini berlagak tuli. Gerakan tangan nya terus mengeja bait-bait kata bahasa Inggris yang rumit. Macam mantera penyihir, banyak formula yang harus dipahami juga diketahui. Kerutan kecil di jidat nya maju mundur sedari dia mengeja kata-kata dalam naskah “Am I crazy to love you?”. Mulut nya manyun sesekali mendesis sambil mencibir..kenapa sih mesti pake nge gombal segala?
“ Nisaa..nak?”
Ibu renta setengah baya itu kembali memanggil butuh penjelasan lebih rupanya.
“Nisa nya udah tidur bu!”
#
Cuek, sambil mengambil permen karet rasa peppermint ia terus mengunyah sambil kembali mengetik lembar selanjutnya....
• Siang yang ngantuk dg bahu cedera habis nekad ngontel sepeda gunung cowok dan saya kapok ,,,saya mau feminim saja( siang, di kegelapan senin 5desember 2011 pukul 14.00)
TO BE CONTINUED
Nampak berat memang, menyandang nama
Sekaligus makna yang bukan biasa
Shalihah, mengeja nya saja aku merinding
Bagaimana aku bisa terus kuat memikul harapan ini
#
Bertumpu di kedua kaki ku, mengiba pada Dia segala tahu . Mendamba diam ucapkan sebersit doa. Tuhan tolong jaga harapan ini..supaya tak lagi kikis oleh derapan waktu.
#
Sayu, lelah dan kedua kantung mata nya membesar di depan tumpukan naskah yang baru saja ia selesai terjemahkan. Secangkir besar kopi pekat mengering menandakan itu telah lama dihisap oleh cewek pecandu kopi ini. Wajah nya kuyu; kurang istirahat. Melihat jam menunjukkan pukul 2 pagi dan ia pun menguap hebat membentuk bulatan bulatan penghisap oksigen. Bulatan itu terus membuka dan menutup ditemani suara kertas yang di buka tutup. Kamus Longman juga Hornby tergeletak pasrah memuram di sudut kaki nya.
“Nisa, masih belom tidur Nak?”
Ada panggilan sayup dari balik kamar nya, namun cewek ini berlagak tuli. Gerakan tangan nya terus mengeja bait-bait kata bahasa Inggris yang rumit. Macam mantera penyihir, banyak formula yang harus dipahami juga diketahui. Kerutan kecil di jidat nya maju mundur sedari dia mengeja kata-kata dalam naskah “Am I crazy to love you?”. Mulut nya manyun sesekali mendesis sambil mencibir..kenapa sih mesti pake nge gombal segala?
“ Nisaa..nak?”
Ibu renta setengah baya itu kembali memanggil butuh penjelasan lebih rupanya.
“Nisa nya udah tidur bu!”
#
Cuek, sambil mengambil permen karet rasa peppermint ia terus mengunyah sambil kembali mengetik lembar selanjutnya....
• Siang yang ngantuk dg bahu cedera habis nekad ngontel sepeda gunung cowok dan saya kapok ,,,saya mau feminim saja( siang, di kegelapan senin 5desember 2011 pukul 14.00)
TO BE CONTINUED
Jumat, 02 Desember 2011
apakah guna aku ada
memandang langit penuh haru.
berhitung dengan peluh jatuh
berkawan angin, hembusannya menyentuh fikirku sebagai manusia
apakah guna aku ada..
berhitung dengan peluh jatuh
berkawan angin, hembusannya menyentuh fikirku sebagai manusia
apakah guna aku ada..
Langganan:
Postingan (Atom)